Baku Tembak Brigadir J vs Bharada E, Ini Penjelasan Lengkap Polisi

Dari hasil proses olah TKP yang kami lakukan, kami di sana menemukan beberapa barang bukti, entah itu senjata, maupun selongsong serta proyektil peluru. Dari apa yang kami lakukan, maka kami melihat bahwa di tempat tersebut diduga terjadi peristiwa pidana sehingga kemudian melakukan proses olah TKP secara teliti.

Di mana kami melihat bahwa proses ini dari saksi yang pertama kali melihat peristiwa tersebut, saksi R yang sudah dilakukan pemeriksaan saat ini melihat bahwa pada saat itu Brigadir J melakukan penembakan terlebih dahulu ke arah Bharada RE.

Dari situ kemudian di situ kami melakukan pendalaman dan didapat satu hasil pemeriksaan yang kami lakukan bahwa pada saat itu Brigadir J masuk ke kamar pribadi yang saat itu ada Ibu Kadiv Propam (Istri Irjen Ferdy Sambo). Perlu rekan-rekan ketahui, bahwa rumah tersebut adalah rumah singgah.

Jadi, selama pandemi rumah tersebut dipakai oleh keluaga tersebut untuk melakukan isolasi mandiri. Apabila anggota keluarganya yang baru saja keluar pulang dari luar kota melakukan test PCR, sambil menunggu hasil PCR keluar maka akan melakukan isolasi di rumah tersebut. Sehingga rumah tersebut adalah rumah persinggahan.

Rumah aslinya sendiri kurang lebih 1 Km dari rumah tersebut. Setelah berada di kamar, sambil menunggu karena lelah mungkin pulang dari luar kota, ibu sempat tertidur. Nah, pada saat itu tidak diketahui oleh orang lain tiba-tiba Brigadir J masuk dan kemudian melakukan pelecehan terhadap Ibu.

Ibu sempat teriak dan kemudian sempat minta tolong kepada personel lain yang memang ada di rumah tersebut. Jadi ibu teriak minta tolong kepada saudara RE dan saudara M.

Berapa kali minta tolong dan teriakan ini rupanya membuat saudara J panik sehingga pada saat itu juga mendengar suara langkah yang turun dari kebetulan saudara RE berada di lantai 2 rumah tersebut bersama dengan saksi K.

Dari situ kemudian saudara RE karena berada tangganya letter L, baru separuh tangga kemudian melihat saudara J keluar dari kamar tersebut menanyakan ada apa, bukannya dijawab tapi dilakukan dengan penembakan.

Pada saat itu tembakan yang dikeluarkan atau dilakukan saudara J tidak mengenai saudara RE hanya mengenai tembok, sehingga saudara RE berlindung di balik tangga yang arah naiknya. Kemudian karena saudara RE juga dibekali senjata, dia kemudian mengeluarkan senjata yang ada di pinggangnya.

Nah, ini kemudian terjadi penembakan di mana beberapa kali kalau kita lihat di TKP kami menemukan adanya bekas tembakan di tembok yang ada di tangga itu sebanyak tujuh bekas atau titik tembakan. Kemudian kami juga menemukan berdasarkan hasil olah autopsi ini masih ada hasil autopsi tapi masih sementara.

Jadi memang masih sementara tidak kami bacakan semua. Namun, kami sudah mendapatkan dari Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Di mana dari hasil autopsi tersebut kami mendapatkan bahwa ada tujuh luka tembak masuk dan enam luka tembak keluar dan satu proyektil bersarang di dada.

Perlu kami jelaskan bahwa saudara RE menggunakan senjata Glock 17 dengan magazine maksimum 17 butir peluru dan kami menemukan di TKP bahwa barang bukti yang kami temukan tersisa dalam magazine tersebut 12 peluru. Artinya ada lima peluru yang dimuntahkan atau ditembakkan.

Sedangkan saudara J itu kami menemukan dan mendapatkan fakta bahwa yang bersangkutan menggunakan senjata jenis HS 16 peluru di magazine-nya dan kami menemukan tersisa sembilan peluru yang ada di magazine. Artinya ada tujuh peluru yang ditembakkan dan ini sesuai apa yang ditemukan di TKP bahwa di dinding bahwa ada tujuh titik bekas luka tembakan di yang ada di dinding tersebut. Dari lima tembakan yang dikeluarkan Bharada RE tadi disampaikan ada tujuh luka tembak masuk.

Selain itu juga kami masih menunggu hasil autopsi yang akan dikeluarkan secara resmi oleh Rumah Sakit Polri Kramat Jati terhadap jenazah yang dilakukan autopsi di Rumah Sakit Kramat Jati tersebut. Kemudian kami juga saat ini sudah mengirimkan tim psikologi untuk memberikan semacam terapi psikologi kepada orang-orang yang saat itu ada di TKP.

Jadi orang-orang yang ada saat itu selain Bharada RE tapi juga ada saksi lain, yakni saksi R dan saksi K, serta juga Ibu Kepala Divisi Propam Polri itu juga kita lakukan pembinaan secara psikologi karena kita tahu bahwa saat itu banyak juga peluru yang ditembakkan di sana kurang lebih berarti lima ditambah tujuh ada 12 peluru.

Proses penyelidikan maupun penyidikan yang saat ini kami lakukan masih terus berlangsung. Kami saat ini sudah menyelesaikan pemeriksaan terhadap empat saksi dan dua lagi saksi sedang proses kami lakukan permintaan keterangan. Saat ini kami belum berani menyampaikan itu selesai sebelum yang bersangkutan menandatangani berita acara pemeriksaan, jadi proses masih berlangsung terhadap dua saksi.

Kemudian, kami juga nantinya setelah hasil Labfor maupun hasil autopsi keluar tentunya kita akan meminta keterangan ahli, yakni ahli forensik dari dokter forensik maupun dari laboratorium forensik guna mendukung fakta-fakta yang kami temukan di TKP. Demikian yang bisa kami sampaikan informasi ini.

Dan perlu kami sampaikan lagi, Brigadir J pada saat masuk tadi ke ruang Ibu pada saat akan sesaat setelah melakukan pelecehan dia juga sempat menodongkan senjata ke kepala Ibu Kadiv. Jadi pada saat ibu tertidur terbangun kaget kemudian menegur saudara J, saudara J membalas ‘Diam kamu!’ sambil mengeluarkan senjata yang ada di pinggang dan menodongkan Ibu Kadiv. Kemudian Ibu Kadiv teriak minta tolong dan di situlah saudara panik apalagi mendengar ada suara langkah orang berlari yang mendekat ke arah suara permintaan tolong tersebut. Demikian kami sampaikan.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto mengadakan tanya-jawab. Berikut pernyataan lengkap Budhi saat tanya-jawab:

Tanya: Apa ajudan dari Kadiv Propam seluruhnya dibekali senjata begitu Pak? Dan apakah senjata yang digunakan itu sesuai dengan yang memang seharusnya dipegang oleh ajudan? Ini kan kalau nggak salah Kadiv Propam pada saat kejadian sedang berada di luar, apakah ajudan itu memang tidak seharusnya mengikuti bosnya begitu? Kemudian ini kenapa kasusnya baru terungkap setelah 3 hari? Padahal kejadian terjadi pada Jumat lalu.