Dave mengenang sosok Fahmi sebagai seorang figur yang amat bersahaja dan berasal dari pergerakan akan kemajuan demokrasi dan perkembangan ekonomi bangsa.
“Setia kepada perjuangan bangsa demi kesejahteraan rakyat Indonesia. Pengorbanan dan sumbangsih beliau kepada kemajuan Indonesia sangat signifikan, dan kepergian beliau akan amat dirasakan,” kenang Dave.
Profil
Dikutip dari situs kepustakaan presiden Perpustakaan Nasional, Fahmi lahir di Jakarta pada 20 September 1943. Dia merupakan anak dari pengusaha asal Minang, Haji Idris Marah Bagindo.
Fahmi berkesempatan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Di kampus dia aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Pada 1965 sampai 1966, Fahmi menduduki posisi Ketua Senat Fakultas Ekonomi UI. Namun, dia tidak menyelesaikan kuliahnya dan memilih merintis menjadi wirausaha.
Akan tetapi, Fahmi melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi Extension Universitas Indonesia dan pendidikan Financial Management for Non-Financial Manager pada 1973. Dia juga pernah menjadi Ketua Laskar Arief Rachman Hakim antara 1966 sampai 1968.
Lulus kuliah, Fahmi lantas mendirikan sejumlah perusahaan, yakni CV Pasti, PT Kwarta Daya Pratama, PT Krama Yudha, dan lain-lain.
Usaha yang dirintis Fahmi berkembang pada 1980-an. Dia juga mengajak sejumlah rekan-rekan aktivis 1966 untuk menjadi pengusaha.
Fahmi kemudian diangkat menjadi juga menjadi Presiden PT Kongsi Delapan (Kodel) Grup. Perusahaan itu berisi kumpulan perusahaan konglomerasi di bawah Aburizal Bakrie, Soegeng Sarjadi, dan Pontjo Sutowo.
Lini usaha mereka bergerak di bidang perdagangan, perbankan, perminyakan, hingga perhotelan. Pada tahun 1980-an, PT Kwarta Daya Pratama dinobatkan sebagai salah satu perusahaan tersukses di Indonesia.
Perusahaan itu berhasil mengembangkan hotel di kawasan elit Amerika Serikat.
Pada 1984, Fahmi bergabung dengan Partai Golkar. Kemudian pada 1998 sampai 2004, Fahmi menjadi Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar.
Fahmi pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dalam kabinet Kabinet Indonesia bersatu masa kerja 7 Desember 2005 – 22 Oktober 2009.
Dia juga pernah menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam kabinet Kabinet Indonesia bersatu masa kerja 21 Oktober 2004 – 7 Desember 2005.
(**/red)