Sementara salah satu Kades yang enggan disebutkan mengatakan, jika program ini bertujuan untuk mempelajari pengelolaan desa wisata dan penerapan teknologi pertanian yang sukses di Bali. Meskipun untuk mengikuti studi banding ini harus membayar Rp 4 juta per kades.
Namun, hingga berita ini terbit, belum ada penjelasan rinci dan transparansi mengenai rencana dan manfaat yang akan dihasilkan dari kegiatan tersebut. (*)